โ tulisan dibawah ini disadur dari www.muslim.or.id โ
Antara Pemborosan dan Penghematan yang Berlebihan
Sebaik-baik cara mengatur pembelanjaan harta adalah dengan mengikuti petunjuk Allah Taโala, sebagaimana dalam firman-Nya:
{ููุงูููุฐูููู ุฅูุฐูุง ุฃููููููููุง ููู
ู ููุณูุฑููููุง ููููู
ู ููููุชูุฑููุง ููููุงูู ุจููููู ุฐููููู ููููุงู
ูุง}
โDan (hamba-hamba Allah yang beriman adalah) orang-orang yang apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yang demikianโ (QS al-Furqaan:67).
Artinya: mereka tidak mubazir (berlebihan) dalam membelanjakan harta sehingga melebihi kebutuhan, dan (bersamaan dengan itu) mereka juga tidak kikir terhadap keluarga mereka sehingga kurang dalam (menunaikan) hak-hak mereka dan tidak mencukupi (keperluan) mereka, tetapi mereka (bersikap) adil (seimbang) dan moderat (dalam pengeluaran), dan sebaik-baik perkara adalah yang moderat (pertengahan)[7].
Juga dalam firman-Nya,
{ูููุง ุชูุฌูุนููู ููุฏููู ู
ูุบููููููุฉู ุฅูููู ุนููููููู ูููุง ุชูุจูุณูุทูููุง ููููู ุงููุจูุณูุทู ููุชูููุนูุฏู ู
ููููู
ูุง ู
ูุญูุณููุฑูุง}
โDan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesalโ (QS al-Israaโ:29).
Imam asy-Syaukani ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata: โArti ayat ini: larangan bagi manusia untuk menahan (hartanya secara berlebihan) sehingga mempersulit dirinya sendiri dan keluarganya, dan larangan berlebihan dalam berinfak (membelanjakan harta) sampai melebihi kebutuhan, sehingga menjadikannnya musrif (berlebih-lebihan/mubazir). Maka ayat ini (berisi) larangan dari sikap ifrath (melampaui batas) dan tafrith (terlalu longgar), yang ini melahirkan kesimpulan disyariatkannya bersikap moderat, yaitu (sikap) adil (seimbang) yang dianjurkan oleh Allahโ[8].
Waspadai Fitnah (Kerusakan) Harta!
Perlu diwaspadai dalam hal yang berhubungan dengan pembelanjaan harta, fitnah (kerusakan) yang ditimbulkan dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta tersebut, sebagaimana yang telah diingatkan oleh Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam dalam sabda beliau,
ยซุฅูููู ููููููู ุฃูู
ููุฉู ููุชูููุฉูุ ููููุชูููุฉู ุฃูู
ููุชูู ุงููู
ูุงููยป
โSesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah hartaโ.[9]
Maksudnya: menyibukkan diri dengan harta secara berlebihan adalah fitnah (yang merusak agama seseorang) karena harta dapat melalaikan pikiran manusia dari melaksanakan ketaatan kepada Allah Taโala dan membuatnya lupa kepada akhirat, sebagaimana firman-Nya,
{ุฅููููู
ูุง ุฃูู
ูููุงููููู
ู ููุฃููููุงุฏูููู
ู ููุชูููุฉู}
โSesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besarโ (QS at-Tagaabun:15)[10].
Kerusakan lain yang ditimbulkan dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta adalah sifat tamak/rakus dan ambisi untuk mengejar dunia, karena secara tabiat asal nafsu manusia tidak akan pernah merasa puas/cukup dengan harta dan kemewahan dunia yang dimilikinya, bagaimanapun berlimpahnya[11], kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah Taโala.
Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam mengingatkan hal ini dalam sabda beliau: โSeandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketigaโ[12].
Sifat rakus inilah yang akan terus memacunya untuk mengejar harta dan mengumpulkannya siang dan malam, dengan mengorbankan apapun untuk tujuan tersebut. Sehingga tenaga dan pikirannya akan terus terkuras untuk mengejar ambisi tersebut, dan ini merupakan kerusakan sekaligus siksaan besar bagi dirinya di dunia.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata, โOrang yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (kerusakan dan penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang tidak pernah hilang, keletihan yang berkepanjangan dan penyesalan yang tiada akhirnya[13].
Dalam hal ini, salah seorang ulama salafย berkata, โBarangsiapa yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam penderitaanโ[14].
Tagged : finance / islam